HANYA DENGAN BERSYUKUR KITA MERASA BAHAGIA


Kita harus bersyukur diberi kesadaran adanya kekuasaan Tuhan yang menguasai dan mengatur diri kita di dunia ini. Tanpa keyakinan itu mungkin kita akan mudah stress dan kehilangan kepercayaan diri. Apalagi, di masa-masa yang serba sulit seperti sekarang ini. Kalau tidak dididik agama sejak kecil, mungkin Anda tidak ketemu saya saat ini, karena saya sudah bunuh diri sepuluh tahu yang lalu, saat krisis moneter menjelang reformasi tahun 1998 itu. Saat itu, usaha warisan keluarga yang sudah saya tekuni selama bertahun-tahun, dan menjadi satu-satunya sumber kehidupan kami harus bangkrut total. Semua harta kekayaan saya yang berupa mobil dan bahkan rumah habis terjual untuk menutup utang. Tabungan isteri yang berupa perhiasan emas juga habis tak bersisa. Saat itu, satu orang mitra bisnis saya sampai bunuh diri dan satunya lagi masuk rumah sakit jiwa karena depresi yang terlalu parah, saat itu saya juga nyaris kehilangan kesadaran.


Untunglah saya masih ingat Allah Yang Maha Kuasa yang mengatur semua kejadian di muka bumi ini, isteri saya juga selalu menasehati saya untuk memasrahkan semua beban kehidupan itu pada Allah, Selama manusia itu bisa bersabar, maka Allah tidak akan menimpakan suatu beban masalah yang mungikn ditanggungnya hanya itu yang saya pegangi saat itu. Bayangkan, sebelum tahun 1998 itu, saya paling sedikit bisa mendapat pendapatan 10 juta setiap bulan, tiba-tiba saja menjadi orang miskin yang untuk sekedar bisa makan saja saya harus berkeliling mendorong rombong bakso. Kalau saya tidak sabar dan tidak percaya pada kekuasaan Tuhan, saya pasti sudah bunuh diri atau paling tidak masuk rumah sakit jiwa seperti mitra bisnis saya. Namun Alhamdulilah, berkat pertolongan Tuhan, masa sulit itu sekarang sudah dapat kami lalui dangan selamat.

Sebagai komuter atau manusia ulang-alik alias penglaju antar kota seperti keuangan keluarga saya, Kalau iman tidak kuat kita pasti akan tergoda

untuk melakukan hal-hal yang tidak baik apalagi kalau kesempatan itu ada di hadapan kita. Oleh karena itu, saya berani mengatakan kalau agama itu memang harus kita pegang teguh. Apalagi, pada masamasa yang sangat sulit seperti ini.


Saya yakin, tidak ada orang yang bercita-cita menjadi penjahat ataupun koruptor, tetapi karena keinginan manusia itu tidak ada batasnya, sedangkan kekuatan kita untuk memenuhi keinginan itu sangat terbatas, maka ketika ada kesempatan, ada di antara kita yang bertindak curang, misalnya dengan menjadi pencuri ataupun menjadi koruptor. Namun, hal itu tidak akan terjadi pada manusia-manusia yang mempunyai keimanan yang benar yang memercayai Kemahatahuan Tuhan. Kita mungkin bisa lolos dari hukum dan pengamatan manusia yang menjadi hukum di negeri ini, tetapi sebagai orang yang beriman secara benar kita pasti yakin bahwa kita tidak bisa lolos dari pengamatan dan hukuman yang akan diberikan oleh Tuhan.


Orang yang percaya pada Tuhan, saya jamin tidak akan stress. Baik stress karena tidak bisa memenuhi permintaan isteri yang menginginkan hal-hal yang tidak mungkin kita beli, karena uang gaji kita tidak cukup ataupun stress karena selalu khawatir kalau kasus korupsi kita dibongkar kejaksaan apalagi KPK.

Sejak ejak kecil saya diajari untuk percaya, bahwa semua itu ada, sudah diatur oleh yang Maha Kuasa. Setiap menjelang tidur Eyang Putri saya selalu mengatakan, bahwa kita itu harus selalu mensyukuri karunia Tuhan yang kita peroleh hari ini. Gusti Allah itu, tidak pernah memberi apa pun kepada kita selain hanya karunia. Walaupun saat ini, kita diberi sesuatu yang tampaknya seperti musibah itu tetaplah karunia hanya saja kita belum tahu cara memaknai karunia itu, seperti misalnya, saat itu saya naik becak yang mengantar saya ke sekolah tiba-tiba becak yang saya naiki bannya pecah. Akibatnya saya tertinggal rombongan yang piknik ke Tawangmangu, saat itu saya menangis

wudlu menggelar suara adzan Dzuhur berkumandang. bahan dan tulisan

sepanjang pagi, kata Eyang Putri, itu juga karunia. Tetapi, kita belum tahu apa wujudnya. Dan ternyata benar, jam II siang paman saya yang di Klaten mampir ke Solo dan mengajak saya untuk ikut rombongan kantornya yang akan piknik ke Bali. Kalau Pagi itu, becak saya tidak terlambat, pasti saya tidak akan bertemu dengan paman dan diajak piknik ke Bali.

penjahat tidak ada nginan itu kita yang menjadi -manusia mercayai um dan Di sebagai Kita tidak kan oleh

Sampai sekarang, ajaran Eyang Putri itu, tetap saya percayai, dan saya juga yakin bahwa sepanjang kita berbuat baik dan juga berniat baik serta tidak mempunyai keinginan untuk merugikan, apalagi mencelakai orang lain maka Allah pasti akan berbuat baik juga kepada kita. Kalau ada satu di antara beberapa keingian kita yang gagal kita capai, maka saya selalu berpikir bahwa itu adalah yang terbaik bagi saya. Itu juga karunia Allah, yang saat ini belum saya mengerti hikmahnya apa yang kita inginkan belum tentu sesuai dengan keinginan Tuhan yang mencintai diri kita. Dengan berpikir seperti itu, meskipun dalam satu transaksi saya pernah rugi puluhan juta rupiah, saya tidak pernah merasa sedih yang terlalu dalam apalagi sampai stress.

tidak pernah aat masih menjadi orang kaya di Jakarta dulu, saya kerja dan saya kena PHK, serta berkali-kali gagal mendapatkan kerja lagi, saya sangat berharap kalau Tuhan itu ada dan bersedia mengabulkan doa saya. Namun (kata kawan saya yang akhirnya membawa saya ke sini), karena saya sudah terlalu lama mengusir Tuhan dari hidup saya, maka Tuhan juga meninggalkan saya dan tidak mau mendengarkan doa saya. Mulai saat itu, saya berusaha belajar dan menjalankan perintah agama dengan agak serius. Ternyata, setelah saya jalani, saya juga bisa merasakan kebahagiaan dengan kondisi seperti ini. Meskipun saat ini saya percaya pada kekuasaan Tuhan, saya tidak memperlakukan agama sebagai candu yang merampas semua cita-cita saya. Saya percaya Tuhan telah mengatur semuanya tetapi saya juga percaya kalau saya berusaha dengan sungguh-sungguh, maka Tuhan pasti akan membantu usaha saya itu. Dan walaupun saya berdoa sampai pingsan tetapi saya tidak mau bekerja, maka saya yakin Tuhan juga akan membiarkan saja ketika saya mati kelaparan.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "HANYA DENGAN BERSYUKUR KITA MERASA BAHAGIA"

Posting Komentar